Jumat, 31 Juli 2009

Seri Bersenang - Senang : Olah Raga dan Rekreasi

Sejak 3 bulan lalu saat bergantinya status saya dari pengangguran yang nyamar jadi mahasiswa menjadi pengangguran yang nyamar jadi mahasiswa yang juga operator warnet, saya jadi kehilangan banyak waktu untuk berolahraga. Emang biasanya juga engga rajin-rajin amat sih olahraganya, tapi ada waktu buat futsal 2 minggu sekali (kalo ada yang ngajakin :P). Udah gitu entah kenapa temen-temen sekelas saya sekarang pada males berfutsal ria.

Tapi selasa kemaren, berangkat dari sebuah obrolan ringan di depan kantin kampus, akhirnya saya (dan kawan-kawan) main futsal lagi. biasanya kalo pake rencana-rencana malah engga jadi, kemarin langsung aja setelah saya ngajakin, salah satu temen saya langsung booking lapangan, sore main deh. Siangnya dari jam 14.00 saya udah cabut dari warnet tempat saya kerja.. haha.. padahal jam kerja saya sampe jam 17.00-an. Jam 15.30 siap deh anak-anak ngumpul dan berangkat. Berhubung baru pertama nyobain lapangan baru (di Media Futsal Sampangan, biasanya di Stadium di Banyumanik) pake acara nyasar segala. Telat 15 menit. Itu juga masih nunggu anak-anak yang lain yang lebih telat lagi.



Begitu udah lengkap, kick off deh. Ini futsal hura-hura aja, iseng cari keringet. Lha ini bukan tim futsal beneran kok. Ini cuma anak-anak kelas saya yang belum lulus (walopun kami angkatan 2003.. haha) dan beberapa temen adik angkatan. Dasar lama engga main futsal, baru beberapa menit aja udah lemes banget rasany.. hehe.. faktor usia. Ah yang penting berolahraga. Selain sehat, hati jadi bahagia lho.. coba aja kalo engga percaya.. :D


Hari berikutnya, saya kedatangan kawan SMA saya Arman yang merupakan lulusan salah satu universitas bergengsi di Jogja yang lagi main ke Semarang. Maka, berusahalah saya jadi tuan rumah yang baik (walau pada kenyataannya engga juga.. ahaha). Kurang lebih 12.40 WIB saya jemput beliau di Ungaran, dengan kesalahan jadwal yang seharusnya saya sudah harus berada di Ungaran setengah jam sebelumnya :P. Sebelumnya saya telah berjanji mau nganterin tamu itu untuk berkeliling Kota Semarang pada malam harinya. Namun pada hari yang sama, jadwal kerja saya di warnet ini berubah jadi jam 16.00 - 24.00 yang artinya saya tidak bisa memenuhi janji saya itu. Yo wis, daripada itu orang itu mati bengong engga ada kerjaan ditempat saya, saya kirim dia ke kos saudari sepupunya di daerah Tembalang lewat JNE. Sialnya, setelah dia bertemu dengan sepupunya tersebut, mereka kemudian berputar-putar Kota Semarang dengan tujuan Kuil Sam Poo Kong, Lawang Sewu dan Kota Lama dan Sunan Kuning.

Saya cukup lega, karena teman saya itu bisa menunaikan tujuannya berekreasi di Semarang, bahkan tanpa saya antar. Tapi sebenarnya saya juga pengen ke tempat-tempat itu, sebab, udah 6 tahun saya di Semarang belum pernah sempet ke tempat-tempat itu.. hiks.. kasian ya.. :D. Eh engga dink, kalo Kota Lama dah sering. Berhubung transportasi umum di Semarang tidak tersedia 24 jam penuh, jam 12 malem saya jemput Arman di tembalang lagi.. brrr.. dingin coy.

Hari selanjutnya, karena saya harus ke kampus untuk bertemu dosen pembimbing, Arman saya ajak saja untuk menyamar menjadi mahasiswa Unnes. Di kampus sampe jam 11-an. Sebelumnya saya udah tanya tujuan Arman hari ini, karena dia bilang terserah, saya jadi bingung. Ya udah, setelah sarapan (mmm.. makan jam 11 namanya apa ya?) kami meluncur ke Gedong Songo, sebuah situs sejarah berupa kompleks candi yang berjumlah sembilan (songo) di wilayah Kabupaten Semarang.



Sampai di lokasi sekitar jam 12 siang. Gedong Songo itu komplek Candinya ada di perbukitan, dan jarak antar candi lumayan berjauhan, jadi kami serasa menjadi ninja di situ, naik turun gunung. Kami datang hari kamis, lokasi wisata ini sepi, cuma ada beberapa petugas, beberapa turis asing, beberapa keluarga dan (menyebalkan) beberapa orang memadu kasih... Argh. Tapi gapapa, saya suka pemandangannya, saya suka kegiatan rekreasi ini ditengah kesibukan saya yang rasanya semakin padat saya. Karena kesibukan itulah saya harus memaksa Arman pergi dari Gedong Songo sekitar jam 2 siang karena jam 4 sore saya sudah harus ngantor (halah).. works sucks, I know.

Arman memutuskan untuk kembali ke Jogja langsung setelah dari Gedong Songo, jadi saya antar dia menunggu bis di Ungaran. Saya rasa Ungaran sebagai jalur lintas provinsi tidak memiliki halte yang menyenangkan. Oleh karena itu, saya letakkan teman saya itu di depan Undaris. Enak tuh nunggu bis di situ, adeem. Engga nunggu lama, bis jurusan Jogja itu dateng juga.

So, sampai jumpa Man. Thnx for visiting. Sorri kalo sebagai tuan rumah saya tidak bisa memberi pelayanan maksimal. Setidaknya sekarang saya jadi punya sedikit ilmu kalo-kalo entar saya bikin biro wisata di Semarang.. hehe :D

Yah, begitulah kegiatan bersenang-senang saya dalam beberapa hari ini. Cukup melelahkan tapi menyenangkan.

Minggu, 26 Juli 2009

Sepatu Yang Terinjak Bagian Belakangnya

Sejak sepatu yang terinjak bagian belakangnya itu menjauh
maka seluruh dunia adalah permainan yang terhenti sementara.
Karena seluruh rima di jagat raya takkan bisa menggambarkan ruang yang telah terbentuk,
maka satu bulan adalah penantian seumur hidup.

Hingga semua manusia telah menyadari apapun bisa terjadi,
maka dosa yang sama terpaksa menjadi halal.
Ketika Tuhan telah bertransformasi menjadi halaman maya jejaring sosial,
meminta kepada-Nya menjadi pilihan utama.
Bahkan Tuhan yang satu ini tidak pernah menjawab.
Mungkin belum.

Berhenti pada konsep-konsep platonis bukan berarti berakhir.
Hanya menunggu Tuhan kembali bertransformasi dalam wujud lainnya.
Penjual nasi padang mungkin?
Seharusnya senja hari dua bulan lalu bersujudlah meminta
Sehingga tak perlu melihat senyum yang bermakna segalanya.

Setidaknya alasan manusia masa kini untuk menyelesaikan pendidikan akademis menjadi kian masuk akal.
Karena institusi itu yang akan menjadi cerita besar bagi apa yang akan kita produksi jika seluruh kehidupan terbaca dalam kurva permintaan dan penawaran.

Seharusnya aku tanya saja orang disebelahku waktu itu,
dia kelihatannya tidak akan berbohong.
Kadang aku mulai meragukan Milgram, jika Fat Mike iya kenapa kamu tidak?
Kecuali stenografi, aku tahu semua.

Maka lupakan Buzz Aldrin,
konspirasi terbesar terhampar di antara C3 dan C6!!

Saat pembangkangan terhadap billing server dan jam kerja dimulai, tumpukan skripsi tidak menjadi lebih penting dari sinema horor seminggu sekali.
Antara stick drum dan adzan magrib.

Aku berdoa pada Tuhan :
"Semoga nasi padang hari rabu kemarin terasa sangat nikmat baginya"

Kamis, 16 Juli 2009

Saya Hanya Perlu Kesempatan (Dan Nyali)

Saya sering dihadapkan pada sebuah keinginan yang sebenarnya mungkin mudah untuk dijadikan kenyataan, tapi saya tidak menjadikannya mudah. Banyak keinginan saya yang tidak saya realisasikan hanya karena saya tidak tahu bagaimana harus memulainya. Sebenarnya saya tahu apa yang harus saya lakukan, tetapi saya selalu terhalang tembok yang saya bangun sendiri. Saya berbicara banyak tentang implementasi, kritik sana kritik sini tapi saya tidak bisa menerapkan apa yang telah saya katakan.

Sebenarnya saya hanya butuh kesempatan. Banyak orang bilang kesempatan tidak ditunggu, tetapi dicari, dikejar, diusahakan atau apalah istilahnya. Tapi saya tidak mengerti. Mungkin pengertian kesempatan bagi saya dan orang lain berbeda. Mungkin orang bilang ada kesempatan hanya saja saya tidak memiliki nyali untuk meraih kesempatan itu untuk mendapat keinginan saya. Mereka benar. Tetapi mereka tidak berada dalam posisi saya. Mereka tidak tahu saya terlalu lemah untuk gagal. Saya tidak punya nyali untuk menerima kekalahan. Maka saya tidak berani mengambil kesempatan dan yang ada hanya penyesalan.

Seperti saat ini, saya memiliki sebuah harapan. Saya tahu nilai harapan itu, resikonya, efeknya, hasilnya, bahkan mungkin segala aspek dari harapan itu. Saya tahu langkah-langkah yang harus saya ambil untuk mendapatkannya. Tapi saya tidak bisa memulainya. Saya selalu mengatakan pada diri saya untuk menunggu kesempatan. Saya masih belum mengerti kesempatan seperti apa yang saya maksud. Karena kesempatan yang dimaksud orang lain adalah melakukan hal sederhana.

Tidak. Ini tidak sesederhana itu untuk saya. Saya percaya pada mereka yang menyarankan untuk berharap setinggi mungkin. Saya percaya apapun itu dapat kita raih karena tidak ada yang tidak mungkin. Saya hanya menunggu kesempatan yang akan membawa saya mencapai harapan itu. Sekali lagi. Kesempatan. Kesempatan dalam bentuk yang saya pahami. Kesempatan dalam bentuk yang saya harapkan. Sangat memalukan karena itu artinya saya tidak mau berusaha. Saya hanya ingin jalan yang mudah. Saya malu. Saya hampir menangis.

Saya juga percaya pada mereka yang menyarankan untuk tidak berharap terlalu banyak, karena jika gagal akan sangat menyakitkan. Sebenarnya saya pikir tidak masalah, rasa sakit itu yang akan membuat kita kuat. Tapi entah kenapa sampai sekarang saya belum siap menerima rasa sakit itu.

Keduanya benar. Saya telah membuat standar saya sendiri. Standar yang semakin membuat saya tersiksa. Standar seorang lemah yang menciptakan batasan rasa sakitnya sendiri dan dengan bodohnya memposisikan diri berada pada batas rasa sakit itu tanpa berusaha bergerak selangkahpun. Satu langkah yang akan menentukan kesembuhannya. Maju atau mundur takkan menjadi masalah selama tidak berada dalam garis batas itu.

Jika ada yang bertanya, sejujurnya saya ingin maju.

Ingin sekali.


Kawan... saya benar-benar ingin harapan kali ini.

.....

So wake me up, before you leave today,
Something I need to say, 'cause there'll be nothing when you're gone.
(No Use For A Name - International You Day)

Senin, 13 Juli 2009

No Use For A Name - Pacific Standard Time



Sleep is also known as i'm awake
Addicted to the easy life that everybody hates
I wonder should i call you or just stare in space again
There's always a beginning on your end

Somebody get me off this lonely sad parade
The differences a hundred miles but a couple months away
I'm saying hello just to say goodbye

You must be tired of waiting
Or making plans to go
Somewhere between an empty feeling and the worst one that you know
But i am saving every photograph of you
So every lie i live i see the truth

Cold December just got on the board
And every noise reminds me of the suitcase by the door
I wonder should i wake you up, i watch tv instead
These idiots are making me forget

How much you always forgive everything i do
The time and space begin of certain if i'm coming back to you
I'm saying this to let you know i try

You must be tired of waiting
Or making plans to go
Somewhere between an empty feeling and the worst one that you know
But i am saving every photograph of you
So every lie i live i see the truth

Somebody get me off this lonely sad parade
The differences a hundred miles but a couple months away
I'm saying hello just to say goodbye

Sabtu, 04 Juli 2009

So Long, Bomb Goonies Society


Facebook memang berbahaya. Masa saya ketemu gitaris, basis sama drummernya The Ataris (asli lho) udah gitu request friend saya di approve pula hahaa.. untuk saya bukan groupies yang jail. Pertama saya bukan cewe dan kedua emang saya bukan penggemar yang sampe segitunya. Lagipula ketiga orang itu adalah anggota baru The Ataris, justru Kris Roe yang vokalis gitaris frontmannya itu kayaknya belum approve. Padahal The Ataris ya Kris Roe itu. Hahaha.. Sedikit cerita, saya suka The Ataris sementara sampai So Long Astoria. Soalnya album setelahnya, yaitu Welcome The Night-nya terlalu kelam, musiknya beda banget sama album-album The Ataris. Kayaknya si Kris Roe pengen bereksperimen dan berhasil. Sayangnya justru bikin The Ataris kehilangan banyak fansnya.. Tapi summer 2009 ini The Ataris akan mengeluarkan album baru, jadi saya tunggu saja apakah saya akan suka seperti era So Long Astoria atau album baru akan seperti Welcome The Night. Dari demonya di Myspace-nya sih kayaknya kembali kayak So Long Astoria. Gudlah...

Lhaaa.. malah cerita The Ataris. Bukan itu intinya. Intinya sekarang saya berteman dengan para personil band favorit saya walopun cuma di fesbuk... hahaha.. Milgram Was Right.

Selain urusan fesbuk itu, saya dalam 1 bulan belakangan berhasil mendownload 3 film yang alhamdulillah semuanya saya suka. Ihiiiii... Film-film itu adalah The Goonies, Bomb The System sama Dead Poets Society. Kayaknya postingan kali ini malah jadi postingan review. Padahal niatnya cuma mau cerita. Engga papa wis. Kalo saya cuma ngasih tau judulnya tapi engga di review ntar pada penasaran. Tapi kalo saya review buat yang belum nonton kan bisa ngiri.. haha.. (kebanyakan "haha" nih).

Oke. Film pertama adalah The Goonies. Lagi-lagi ada hubungannya sama The Ataris. Soalnya saya tau film ini dari internet waktu cari-cari liriknya So Long Astoria. Ternyata lagu itu terinspirasi dari The Goonies. Liriknya aja ada yang ambil dari film itu. Huaaa.. The Goonies ceritanya petualangan anak-anak pra remaja di Astoria yang menemukan peta harta karun milik One-Eyed Willy. Mereka kemudian mencarinya, tapi mereka harus menghadapi The Fratellis, kelompok penjahat lokal yang mengejar mereka karena mereka tahu persembunyiannya. Film ini bercerita tentang harta karun, persahabatan, dan semangat pantang menyerah (tenan oraaa.. ). Pokoknya gitulah. Ternyata banyak juga yang terinspirasi film ini selain The Ataris. Lha salah satu quote paling keren di film ini yaitu "Goonies never say die!" itu dipake buat judul lagunya Set Your Goals, trus nama penjahat The Fratellis sekarang kan nama band dari Skotlandia. Huehehe.. Review lengkap liat blog saya satunya di sini

Habis itu, saya donlot Bomb The System. Saya ngerti film ini dari mana ya? saya kok lupa. Tapi yang jelas saya tau dari internet waktu cari-cari soal stencil, grafitti dan street art lain. Maklum lagi seneng nyetensil kaos.. hehe.. Film ini emang ceritanya tentang grafiti. Bomb The System menceritakan Blest, seorang seniman grafitti yang paling dicari oleh NYPD Vandal Squad, divisi kepolisian New York bagian vandalisme, karena hobinya mengutil cat semprot dari toko lokal dan menggambar tembok-tembok kota New York dengan graffiti-graffitinya. Salah satu adegan paling saya suka waktu Alex mengajak Blest untuk ikut dengannya membuat stensil. Alex bilang " Ambil alih ruang publik. Ruang publik sekarang isinya iklan thok. Masyarakat udah di cuci otaknya. Mereka suruh beli barang-barang karena mereka pengen bukan butuh" (intinya begitulah.. ga tau juga wong saya nonton film itu engga ada subtitle-nya sama sekali.. ngandalin kemampuan listening saya yang parah ya gitu jadinya.. hehehe). Review lengkap liat blog saya satunya di sini.

Trus saya juga donlot Dead Poets Society. Film tahun 1989 ini ceritanya tentang anak-anak siswa sekolah asrama yang peraturannya sangat ketat dan ortodoks Welton Academy. Mereka kedatangan guru bahasa Inggris yang baru bernama Mr. Keating. Guru yang satu ini metode mengajarnya sangat tidak biasa. Kalo buat saya guru idaman kayak gini ini mungkin. Guru itu dulu juga alumni Welton. Dulu beliau bikin grup namanya Dead Poets Society, perkumpulan anak-anak yang suka baca puisi di sebuah gua kalo tengah malam (perkumpulan yang aneh.. :D). Dead Poets Society kemudian diadakan lagi siswa-siswanya sekarang. Guru Keating dan Dead Poets Society telah mengarahkan anak-anak Welton itu mau dan mampu berpikir bebas. Melihat dunia dari sisi yang berlawanan. Dengan semboyan "Carpe Diem (Seize The Day)", mereka menjalani hari-hari mereka di asrama dengan menghadapi permasalahan masing-masing. Film yang bagus untuk semua orang. Mungkin guru-guru dan dosen-dosen perlu melihatnya. Review di sini... Dead Poets Society sangat saya rekomendasikan untuk ditonton!!


Nah kalo pada mau donlot di sini aja nih :

The Goonies :
Download The Goonies (1985) di sini

Download The Goonies Indonesian Subtitle di sini

Bomb The System :
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4

Dead Poets Society :
Download Dead Poets Society di sini

Download English Subtitle Dead Poets Society di sini