Sabtu, 24 Oktober 2009

Analisis Kelayakan Usaha Dan Strategi Pengembangan Industri Kecil Meubel Di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Sejak awal saya menyusun skripsi, saya udah niat mau menggunggah *halah* hasil final skripsi saya kalau udah beres semua. Maksudnya, kalo skripsi saya udah fix disetujui dan dijilid. Niat saya ini didasarkan pengalaman waktu jaman masih awal-awal bikin skripsi, cari2 data, cari2 contoh skripsi, cari2 referensi, cari rumus, cari macem2 yang berhubungan skripsi terutama dari internet. Saya merasa susah banget dapetin literatur yang berhubungan dengan skripsi saya itu. Tapi kayaknya emang saya aja yang engga pinter nyarinya, wong sebenere mungkin banyak juga di internet.

Nah, sekarang skripsi saya udah kelar, baru selesai di jilid. Jadi sesuai dengan cita2 saya dulu, saya menggunggah skripsi saya ke penyedia jasa hosting file di internet. Saya pilih Scribd dengan pertimbangan bahwa di situs tersebut, dokumen bisa kita baca lebih dahulu sebelum diunduh, dan Mediafire dengan pertimbangan bahwa saya punya akun di situ dan user internet sudah cukup familiar dengan mediafire *ngga ngefek juga sebenernya ya? hehe...

Wokeh, saya unggah file skripsi saya tujuannya sih bukan pamer, cuma pengen congkak dikit. Eh, siapa tau ada orang2 yang pengen cari referensi tentang industri meubel di Suruh, atau tentang analisis kelayakan usaha, atau penggemar rahasia saya pengen ngumpulin semua hal tentang saya :p , kan bisa donlot ini file. Skripsi saya ini bisa dipakai oleh mahasiswa semester 5, semester akhir, semester bonus, dosen pembimbing mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis, serta dosen-dosen pembimbing skripsi. Ya, skripsinya sih emang engga bagus. Tapi justru itu, skripsi saya ini bisa dijadikan contoh skripsi yang salah, jadi mahasiswa2 selanjutnya bikin skripsinya bener.. haha!

Jadi silahkan mengunduh :




Hahahahaha... semoga bermanfaat :)

Selasa, 13 Oktober 2009

The Ataris Live At JCC
(Final Regional JKT Indiefest 2009)

Awalnya dalam komen2an di sebuah status FB, Vivid bilang "NUFAN sama The Ataris mau ke Indonesia". Kalo NUFAN udah tau, udah lama itu beritanya. Tapi The Ataris? saya engga yakin tadinya, trus saya cek di halaman myspace-nya ternyata bener. Tanggal 10 Oktober 2009 di Indonesia. Whoaaa.. beneran nih? Langsung saya putuskan, saya akan menontonnya. Hehe..

Tadinya agak ragu juga, soalnya The Ataris datang ke Jakarta tidak dalam rangka tur-nya sendiri, tapi sebagai bintang tamu Final Regional Jakarta LA Lights Indiefest 2009. Dari rundown acara saya tau kalo mereka cuma main 40 menit yang kemungkinannya cuma sedikit lagu yang akan dibawakan. Tapi persetan! mereka datang! The Ataris bung, band dari Karangawen, Semarang Indiana, USA itu! Band favorit saya, yang lagu2nya banyak menginspirasi karena terrelasikan dengan kehidupan saya *halah berlebihan* akhirnya datang dan perform di Indonesia! Tidak ada alasan untuk melewatkannya :D

Singkat kata, tanggal 10 Oktober 2009 lalu jadi juga saya nonton acara itu. Saya sampe di JCC sekitar pukul 14.40. Belum rame banget lah, baru anak2 SMP-SMA pada ngumpul2 di depan venue. Saya yakin mereka fansnya PWG yang disebut porkydorks. =.=' inget temen2 saya di Unnes, Vid, Tenk?.. haha.. biasalah, anak2 muda, dateng rame-rame, bergerombol, dandanannya itu lho dek, kagak nguatin.. hahaha.. Lha saya sendirian ya, bingung mau ngapain, sambil nunggu waktu yang tepat buat nuker tiket yang udah saya pesen onlen sebelumnya, istirahat dulu aja duduk di depan venue. Menggemaskan, sendirian dan berkeringat.

Saya sendiri baru masuk setelah magrib. Tujuan saya memang The Ataris. Ya, sama Lenka itung2 sebagai bonus :p. Kalo acara LA Lights Indiefest-nya sendiri sama sekali engga tertarik. Bingung aja, independent kok disponsori? Korporat besar pula, dikompetisikan pula? Terlalu banyak distorsi di sini *soktau mode : on*

Waktu saya masuk, venue masih sepi banget, kira-kira baru sepertiga ruangan yang terisi. Band yang lagi perform adalah The Banery, the beatles wannabe bercirikan dasi kupu-kupu yang merupakan salah satu bintang tamu. Membawakan lagu2nya seperti "Cemburuisme", "Karena Dia", dan "Imagine"-nya John Lennon yang katanya dipersembahkan buat korban gempa Sumatera kemaren (kalo kata saya sih kurang pas liriknya) tapi cukup bikin saya merinding. Secara kualitas The Banery bagus lah. Saya
cuma heran, kenapa di salah satu lagu yang saya lupa judulnya, mereka harus memanggil dua dancer (satu cewe cakep rada indo, satu cowo agak gendut) yang joget2 engga jelas sepanjang lagu tepat di bibir panggung. Rasanya jadi bukan musiknya yang ditawarkan, tapi engga tau lah, ntar salah komen.

Setelah The Banery ada Morning Blue bintang tamu beraliran alternative rock yang cukup sukses membawakan "Viva La Vida"-nya Coldplay walaupun ada beberapa nada yang meleset. Mereka juga membawakan lagu-lagu mereka sendiri seperti "I Don't Care Anyway" dan (lagi-lagi) lagu persembahan buat korban gempa yang berjudul "Benar-Benar Menghilang. Semoga issue gempa ini bukan sekadar euforia saja, semoga mereka benar-benar tulus mempersembahkan lagu-lagu itu.

Jeda acara diisi kuis oleh dua MC acara, sama pemutaran slideshow2 footage promo acara yang bikin ketawa. Gimana engga, tuh di layar ceritanya ada orang buka case gitar, trus ngamen, trus orang2 pada ngelempar recehan ke case gitarnya, sampe ada orang yang ngelempar buku yang ada tulisannya "Music For Sale" tapi "Sale"-nya di coret diganti "Soul" jadinya kira2 gini "Music for Sale Soul". Whahaha.. gimana engga ketawa, lha emangnya ini acara apa engga lagi jualan? Udah gitu jualannya pake bawa2 term "indie" pula, cape deh..

Setelah jeda itu, bintang tamu yang main selanjutnya adalah Raygun. Band rock dari Inggris ini tadinya engga saya perhatikan sama sekali, tapi setelah liat performance-nya saya malah jadi tertarik. Musiknya lumayanlah. Saya memperhatikan beberapa hal pas mereka manggung. Ray, sang vokalis cukup atraktif, yaaa... mendekati Giring Nidji lah :P, dia juga cukup komunikatif dengan penonton sampe bela-belain belajar kalimat "Suaranya manaaa?" huehehe.. Yang juga menarik perhatian saya gitarisnya tuh. Gendut, kriting, brewokan, bajunya pink =.=' tapi main gitarnya keren dan lumayan atraktif juga, muter2 engga jelas. Raygun membawakan lagu2 seperti "Just Because", "Waiting In Line" yang membuat saya tersenyum, "Lord Forgive Me", "In The City", dan ditutup dengan "See You Later".

Setelah Raygun, jeda lagi untuk ngasih penghargaan buat para finalis kompetisi. Entah saya tidak mengerti dan tertarik. saya memilih untuk keluar sebentar untuk menunaikan ibadah wajib membuang air kecil. Udah kebelet banget bos!! Daripada jebol pas Lenka perform, kan gawat :p.

Air sisa udah dibuang, balik lagi ke dalem, ternyata penampil selanjutnya adalah band-band guilty pleasure saya. Mari kita sambit Rocket Rockers danPee Wee Gaskins!! Booo.. whahaha.. pas PWG banyak yang nge-boo-in band muda yang sampai punya grup anti sendiri (APWG) ini. Performance mereka dikonsep sebagai "battle bands", tiap dua lagu ganti band. Jadi inget maenan Rock Legends di FB :p. Rocket Rockers mah dasar udah bagus ya engga usah saya komen dulu ah. PWGnya itu sasaran empuk buat komen.. hehe.. band yang banyak dihujat ini kayaknya dicuekin penonton -kecuali para dork itu pastinya. Sempet gitar bermasalah dansound kurang bener, mereka pede aja bawain "Tentukan Akhir Yang Terbaik", "Welcoming The Sophomore", "Di Balik Hari Esok" dan lainnya.

Hal yang mendapat perhatian saya adalah PWG (dan RR) mengkolaborasikan penampilan mereka dengan cheerleader yang disebut Rocks and Dorks Cheers! "Apaan lagi nih?" kata saya dalam hati. Ya, terserah mereka sih, tapi saya kok tidak melihat relevansi antara aliran musik yang mereka bawakan dengan goyangan ala pemudi-pemudi SMA. Kecuali target pasar mereka yang anak2 SMP-SMA dan musik mereka yang ringan, ini sungguh tidak pas menurut saya. Bagi saya engga nyaman aja. Jadi inget lagunya SID yang "Punk Hari Ini" (baca liriknya deh.. hehe). Masih mending kalo bawa cheers aja, ini merekanya sendiri (personil RR dan PWG) ikutan nge-cheers juga! Seterahlah. Ntar salah komen lagi :P. Usaha bagus ditunjukkan waktu mereka kolaborasi bawain lagunya Queen yang "We Will Rock You" sambil nyampein ajakan perdamaian dan bersatu dalam musik. Wagu sih, tapi setuju ajalah. Kita boleh engga suka sama band tertentu, tapi dibikin nyante ajalah, kecuali kamu Bonehead fasis bercula satu.

Skip them, (skip kok panjang banget ceritanya?)

Abis RR,PWG dan (lagi2) kuis2, saatnya si cantik menggemaskan Lenka! Penonton cewe pada merangsek ke depan, saya mah stay di tengah aja sambil konsen nunggu The Ataris. Lenka bermain bagus, dengan lagunya yang asoy kayak "Trouble Is A Friend", "We Will Not Grow Old", "Dangerous And Sweet" yang (juga) membuat saya tersenyum (saya banget sih :P), "The Show" yang ajang sing along, dan lainnya yang saya engga apal.. hehe. Lenka sempet memperkenalkan band-nya dan menyapa penonton dengan ramah, Band-nya juga bermain sangat baik, berkali2 mereka berganti instrumen. Ternyata Lenka pinter main keyboard dan salah satu jenis trompet (namanya apa ya?). Keren banget Lenka! maksimal. Lenka usai.

Tunggu saya belum mau cerita The Atarisnya. Saya sempet ngeliat sekitar saya. Ternyata venue udah penuh!! emang penonton kebanyakan fansnya The Ataris. Seneng aja liat banyak orang dengan kegemaran yang sama ngumpul. Saya perhatikan penonton yang pada nunggu The Ataris itu udah pada dewasa (kira-kira 20-40 tahunan) engga remaja lagi kayak penggemar band-band sebelumnya.. hahaha. Selain itu, dandanannya juga sederhana, engga mencolok kayak partydorks dan kawan2 itu..hehehe.. Seneng rasanya venue yang penuh semua nungguin The Ataris. Rasa bosan dan jenuh kayak siangnya pas baru dateng tadi langsung ilang. Dalam hati saya berkata buat partydorks "Pulanglah nak, kerjakan PR-mu, cuci kaki, tidur. Ini waktu kami." Hahahahahahahahaha...

Begitu Lenka dan bandnya menghilang dibalik layar, tidak lama di panggung sebelah muncul Kris Roe sang vokalis sekaligus satu2nya personil asli The Ataris. Dia ngeset gitarnya sendiri!! Ini The Ataris ternyata engga bawa kru sendiri dari rumah. Efeknya, sound gitarnya Kris Roe jadi kurang mangstrabs, sound antar instrumen kedengarannya gak balance, beberapa kali trouble masalah sound (Kris Roe sampe tereak2 pake mikropon minta bantuan kru panggung). Selain itu lightingnya juga payah, sepanjang The Ataris maen, bisa dibilang engga ada lighting yang memadai. Gelap.

Emang The Ataris engga bawa kru, tapi kok bisa2nya pihak panitia engga nyiapin kru bantuan sama sekali? Masalah ini banyak diprotes penonton nih. Banyak yang bilang kecewa pas The Ataris main, selain masalah itu, salah satu gitarisnya yaitu Chris Swinney engga dateng. Jadi The Ataris cuma main bertiga. Udah pokoknya kayak main di Unnes Bersatu aja lah.. Tapi salut sama Kris Roe yang mau ngeset alat sendiri, pas jeda lagu masih sempet nyetem gitar segala, pas selesai main juga gulung-gulung kabel sendiri! Sederhana banget deh.. salut salut!!

Okelah mungkin bagian sound dan lighting kurang maksimal dan bikin acara jadi antiklimaks. Tapi buat saya, persetan, ini The Ataris bung! band yang lagu2nya selalu saya puter di komputer warnet tempat saya kerja tanpa peduli klien pusing atau ikut menikmati, band yang lirik2nya saya kagumi karena cerdas, kreatif, gombal, menye-menye, gahar, lucu jadi satu, band yang punya mp3 bajakannya nyaris lengkap dari semua album bahkan sampe lagu2 B-Sides mereka! ini The Ataris bung! cihuy!!

Kris Roe baru ngeset alat aja tuh penonton dah pada histeris. Sambil nunggu selese, di layar besar diputerin video klip "In This Diary", yang langsung disambut penonton dengan sing along. Mungkin Kris Roe terharu sambil berkata dalam hati "Buset, fans2 gua banyak juga ya.. pada apal lagi.. tau gitu gua kesini dari dulu.. aah mana kagak bawa kru lagi..". Mungkin lho tapi. Setelah video klip selesai, pas band udah siap semua. Pesta dimulai!!

Lagu pertama yang dibawain adalah "So Long, Astoria" dari album berjudul sama. Engga usah diceritain pasti pada nebak bakalan ikutan nyanyi semua. Pokoknya sepanjang show, penonton terus nyanyi bareng. Seru. Lagu kedua itu lagu yang sering banget dibawain The Ataris kalo lagi manggung "Unopened Letter To The World" saya engga begitu sering nyetel lagu ini, jadi engga apal. Haha.. diem aja deh, sambil ngambil beberapa foto yang hasilnya jelek. Perpaduan antara engga bisa ngeset kamera pinjeman, amatir, dan lighting panggung yang buruk. :p

fotonya ngeblur, tapi sumpah yang megang gitar itu Kris Roe, buka Moldy

Lagu selanjutnya "1*15*96", lagu itu judulnya adalah tanggal lahir Starla, putri Kris Roe. Lagu keempat, Kris Roe minta penonton untuk bernyanyi keras-keras, karena ini adalah "In This Diary"! Sontak, semua orang berteriak, sing along dan moshing tidak terhindarkan. Kondisinya hampir sama di setiap lagu. Saya mah ikut nyanyi aja di tengah. Saya sempet ambil video pas lagu "Summer Wind Was Always Our Song". Videonya bisa dilihat di sini :D. The Ataris bawain 11 lagu, setiap akhir lagu Kris Roe selalu bilang terima kasih pada crowd. Lagu favorit saya saat ini "I Won't
Spend Another Night Alone"
dibawain yang versi album So Long, Astoria. Mereka juga sempet bawain lagu baru yang kayaknya judulnya "Surrender", juga lagu kebangsaan fans yaitu "San Dimas High School Football Rules!". Di lagu San Dimas, pada lirik "..Whitney, don't you understand that what I say is true? I just want you to know I have a major crush on you. I'd drive you to Las Vegas and do the things you wanna do I'd even have Wayne Newton dedicate a song to you...", Kris Roe mengganti Las Vegas menjadi Jakarta, dan saya mengganti Whitney dengan nama seseorang. :P Saya tersenyum dan berharap saya tidak sendirian saat itu.

Hahaha.. Ok. skip that shit, kids. Lagu kesukaan bos saya, "Takeoffs And Landings" juga dimainkan. Setlist The Ataris malam itu adalah :

1. So Long, Astoria
2. Unopened Letter To The World
3. 1*15*96
4. In This Diary
5. Summer Wind Was Always Our Song
6. I Won't Spend Another Night Alone
7. Boys Of Summer
8. Lagu baru yang kayaknya judulnya "Surrender"
9. San Dimas Highschool Football Rules!
10. Takeoffs And Landings
11. Your Boyfriend Sucks

Jam 23.59 The Ataris menutup pertunjukkan dengan "Your Boyfriend Sucks", sebelumnya Kris Roe bilang ini lagu terakhir. Kontan para penonton tereak "no!!" sambil goyang2in tangan kayak Kris Roe mudeng aja.. :P. Kris Roe bilang "Ini terakhir. Kami akan kembali tahun depan saat album baru kami udah rilis". Baru penonton pasrah deh. Pas selesai, tetep aja penonton coba minta encore, tapi si abang Kris malah nggulung2 kabel itu tadi sih. The Show Is Over.

Yah, kurang puas dari sound, lighting dan jumlah lagu yang dimainkan. Tapi puas banget karena udah nonton The Ataris. Tinggal nunggu janji mereka untuk dateng lagi tahun depan. Kalo mereka jadi datang, saya justru merasa beruntung. Soalnya mereka tahun depan akan membawakan lagu2 dari album baru mereka yang akan rilis Januari 2010. Sedangkan The Ataris dikenal di Indonesia dengan lagu-lagu lama mereka yang udah ngena banget di hati penggemarnya kayak "San Dimas", "So Long, Astoria" dan lainnya.

Makanya saya tetep puas banget bisa nonton The Ataris malam itu. Jika mereka jadi datang lagi dan saya punya kesempatan, saya akan nonton lagi.

Thanks for coming The Ataris :)

Ibukota Ternyata Tidak Secerewet Ibu-Ibu PKK
(Sebuah Catatan Perjalanan)

Nekat! Ya. Ini adalah sebuah perjalanan yang bisa dikatakan bermodal nekat. Soalnya saya baru pertama kali ini pergi ke Jakarta sendirian. Dulu sih pernah tapi bareng rombongan KKL Fakultas sama study tour SMP. Tapi kali ini saya harus datang ke Jakarta. Kenapa saya bersikeras pengen dateng ke Jakarta? Karena The Ataris konser di sana!! Huahaha..

The Ataris bung, band dari Karangawen, Semarang Indiana, USA itu! Band favorit saya, yang lagu2nya banyak menginspirasi karena terrelasikan dengan kehidupan saya *halah berlebihan* akhirnya datang dan perform di Indonesia! Dulu, sebenernya saya udah merencanakan nonton No Use For A Name yang juga akan manggung di Jakarta bulan ini, tapi banyak pertimbangan dan gagal. Begitu tau The Ataris juga dateng, udahlah, gak ada pertimbangan lagi. :D

The Ataris manggung di Indonesia sebagai guest star di acara Final Regional Jakarta
LA Lights Indiefest 2009 yang berlangsung tanggal 10 Oktober 2009 di Jakarta Convention Center Hall B. Jadi, saya berangkat dari Semarang hari Jumat, 9 Oktober 2009. Saya berangkat dari Stasiun Poncol Semarang jam 7 malem naik kereta Tawang Jaya. Ekonomi. Penuh bangeeet bos. Terpaksa berdiri dulu.

Saat kereta mulai berangkat dan menjauhi stasiun, yang ada dalam pikiran saya adalah sebuah perjalanan besar yang panjang dan lagunya Lipstik Lipsing yang berjudul Early Express (Walopun saya dalam kereta ekonomi :P), abis The Ataris gak punya lagu tentang kereta :p. Kira2 5 menit selanjutnya saya memutuskan duduk saja di lantai diantara kursi-kursi penumpang. Padahal itu pertama kali saya naik kereta lho, pernah sih dulu kayaknya pas SD tapi dah lupa, jadi ya sama aja pertama kali dan langsung dapet cobaan begitu. =.='



Perjalanan di kereta pas berangkat cukup menyenangkan meskipun tidak banyak yang menarik. Engga enak banget tuh duduk dilantai. Pantat saya yang setipis Paperline Gold A4s 80 gram jadi berasa makin tipis aja, 60 gram mungkin saat itu :p. Selain itu, duduknya juga harus nekuk lutut karena tempat terbatas, saat itu saya ngrasain engga enaknya jadi orang tinggi berkaki panjang :D. Dengan kondisi seperti itu, dua cita2 saya sebelum naik kereta tidak tercapai, engga bisa duduk dekat jendela, sama engga bisa tidur nyenyak.. hehe.

Satu hal, saya langsung menikmati rasanya berpergian naik kereta. Emang sih, saya duduk dilantai bersesakan dengan banyak orang, cuma entah kenapa saya menyukainya. Bareng mas pembawa lukisan, geng bapak2 yang ngobrol terus, pria paruh baya yang tidur di antara kursi2 (ngalangin jalan aja), dan lain-lain.

Kereta sempet transit di Cirebon sekitar pukul 23.59, saatnya buka celana ama nyalain HP. Beneran langsung dapet banyak sms, pada nanyain sampe mana.. jadi terharu. 20 menitan kemudian, kereta lanjut lagi berangkat, balik duduk ketempat semula, trus lupa. Tidur agak nyenyak kali ini.. hehe. Tau2 udah Bekasi aja, lumayan tuh dapet tempat duduk di kursi. Tapi baru tidur bentar udah sampe aja di Stasiun Pasar Senen jam 02.30. Berhubung angkutan yang akan membawa saya ke kos temen (Harmoko) yang akan menampung saya selama di ibukota belum pada beroperasi, saya istirahat dulu di Stasiun, sambil sms-an sama Harmoko (tuan rumah) dan Khatim (pemandu onlen dari Semarang) tanya2 rute, sambil bengong.

Jam 04.40-an, saya memutuskan untuk keluar dari stasiun dan ke terminal yang ada di depannya. Berdasarkan petunjuk dari Bang Moko, saya naik Kopaja 20, ntar turun di Pizza Hut Buncit, dapet deh jam 05.00, sampe ditujuan jam 05.50. Beberapa menit kemudian, dateng tuh temen kuliah yang dah lulus (hiks) njemput saya. Langsung cabut ke kos dia. Jam 06.00 sampe di kos, istirahat bentar. Biasa. Obrolan temen lama, tanya kabar,
talk about the weather, nggosipin temen2 lain, ngopi, nyemil, ngomongin aktivitas masing-masing. Ternyata beliau baru resign jumat kemarennya, tapi senin udah training di kerjaan barunya. Keren juga tu bocah. Nah, beneran pas kan, pas saya kesana dia pas libur total 2 hari.. hehe. Ngobrol deh tuh sampe tau jam berapa, akhirnya saya memutuskan untuk tidur dulu, simpan tenaga buat ntar sorenya. Tapi ternyata engga bisa tidur nyenyak juga. Bangun kira-kira 2 jam kemudian. Mandi, makan (dibayarin :D) dan talking-talking lagi sampe jam 12an.

Setelah siap-siap, jam 13.00 saya berangkat ke JCC, tempat acara berlangsung. Harmoko akhirnya nemenin saya jalan karena dia juga mau ke rumah orang tuanya di daerah Fatmawati buat ngambil barang. Naik busway! ihiii.. *ndeso* (dibayarin lagi). Ternyata TransJakarta engga senyaman yang saya kira. Emang sih, bersih rapi, dan lancar. Tapi mental orang-orang kita emang masih sama, hobi berdesak-desakan. Udah gitu, petugasnya juga ngebiarin, tapi ada tuh satu bus yang petugasnya keren, jadi dia engga ngebiarin penumpang sampe sesak, kalo udah nyampe batas maksimum sama dia penumpang lain gak boleh masuk. Bagus pak, dalam hati saya :D. Harmoko nganter sampe depan Polda (apa Polri ya? lupa) sampe situ, saya jalan sendiri nyari JCC-nya. Ternyata gampang, walo jalan cukup jauh juga.

Sampe JCC jam di HP saya nunjukkin pukul 14.40. Belum rame banget lah, baru anak2 SMP-SMA pada ngumpul2 di depan venue. Saya yakin mereka fansnya PWG yang disebut porkydorks. =.=' inget temen2 saya di Unnes, Vid, Tenk?.. haha.. biasalah, anak2 muda, dateng rame-rame, bergerombol, dandanannya itu lho dek, kagak nguatin.. hahaha.. Lha saya sendirian ya, bingung mau ngapain, sambil nunggu waktu yang tepat buat nuker tiket yang udah saya pesen onlen sebelumnya, istirahat dulu aja duduk di depan venue. Menggemaskan, sendirian dan berkeringat.

Sekitar sampe jam 16.00 saya stay di venue. Akhirnya bosen juga. Setelah sempet nukerin tiket, saya memutuskan untuk jalan2 dulu di kompleks Senayan. Maklum anak udik, liat kompleks olahraga begituan heran, luas amat ya?. Keluar dikit, saya nemu jalan ke Gelora Bung Karno. Iya, tempat orang-orang pada maen sepak bola tapi gak pernah menang itu lho, yang tadinya mau dipake Van Der Sar belajar maen bola tapi engga jadi. Sampe situ (diluarnya) muter2 aja ngliatin orang2 pada berolahraga, sambil ambil foto beberapa. Udah capek muterin GBK (iya beneran muterin kan bentuknya lingkaran tuh stadion), saya memutuskan untuk kembali ke JCC.

Nah! saya lupa tadi masuk lewat gang yang mana! Whahaha... saya cobain satu, kok beda, satu lagi, beda lagi, satu lagi saya lurus aja sampe keluar, kok makin jauh.. Huhuhu.. Mama, saya tersesat! Tapi saya tidak berhenti, saya jalan terus sambil nanya2. Lama juga tuh cari jalannya. Sampe akhirnya ketemu lagi gang tempat saya masuk ke GBK tadi yang keluarnya di jalan menuju JCC. Sial! pegel banget jalan berkilo-kilo, mana sendirian. Sampe di JCC jam 17.35, langsung menuju mushola. Buang air, engga sholat hehe.. (malu). Lama juga istirahat di mushola JCC. Jam 18.45 setelah makan dikit dan minum buat tenaga ntar, saya masuk ke Hall B tempat berlangsungnya acara. Untuk detail acaranya nanti saya posting terpisah saja, yang jelas, acaranya menyenangkan. Puaslah, walo ada beberapa hal yang mengecewakan.. Hehe..

Jam 23.59 The Ataris menutup pertunjukkan dengan "Your Boyfriend Sucks!", tanpa encore. Saya keluar dari JCC Hall B. Engga langsung pulang, duduk dulu di depan sambil minum dan ngeliatin orang-orang yang keluar. Sedih juga saat itu. Saya sendirian ngeliatin orang-orang pada keluar bareng-bareng temen, pacar, keluarga (iya keluarga, ada anak SMP yang dateng bareng bapaknya! =.=') dalam benak saya terpikirkan temen2 di Semarang - dan orang itu. Huff. Oke. Menarik juga duduk di situ, liat dandanan orang-orang, liat kaos2 yang dipake. Iseng banget ya? Iseng membawa sindiran tuh, ada orang yang pake kaos tulisannya "
Winners Make Things Happen. Losers Let Things Happen." Deeeng... langsung ketusuk saya!. Haha...

Kurang lebih jam setengah dua belas malem, saya memutuskan untuk keluar dari komplek Senayan. Saya dapet petunjuk dari
arwah leluhur Harmoko, untuk cari angkot jurusan Blok M, trus ntar naik Kopaja 75 turun di Pizza Hut Buncit lagi. Nah lho, jam segitu itu, angkot yang ke Blok M kalo dari Senayan ternyata udah abis, sempet tanya satpam situ katanya sih masih, suruh nunggu di depan komplek aja. Di depan komplek saya tanya lagi bapak penambal ban yang mangkal di situ, engga dijawab. Entah engga denger, entah dia emang engga ramah, atau bisa juga dia dipesenin ibunya "jangan bicara dengan orang asing, Nak!". Sial. Untungnya ada satpam komplek Senayan yang keluar cari bis Blok M juga. Kayaknya sih satpam yang tadi, ternyata dia engga tau juga masih ada kendaraan umum apa engga jam segitu.. haduuh.

Akhirnya kita berdua bareng-bareng nyegat Kopaja 102 jurusan Pondok Indah. Sampe sana, saya naik angkot arah Pondok Labu. Kayaknya saya kebablasan, sampe angkotnya ngabisin trayek, saya engga ketemu terminal Blok M tuh. Balik lagi deh, pake angkot satunya. Oh iya, pas di angkot sebelumnya sempet ada tiga orang masuk, engga bareng, tapi saya kok yakin ya mereka sekelompok. Singkat kata, dua orang bapak mepet saya. Satu pemuda di depan. Nawarin pijet gratis, tadinya bapak sebelah saya dipijet, trus nawarin saya. Ehm.. rada curiga saya memutuskan untuk menolak saja. Takut. Ya, kalo beneran promosi gratis, kalo pas disentuh ternyata hipnotis (kebanyakan baca berita kriminal :p), atau ternyata dia alien yang ngambil sampel kulit makhluk bumi? atau ternyata dia homo pencari lubang anus pemuda keren? kan bahaya. Ok. Sampe di Blok M, masih harus nunggu jam 2 buat naik Kopaja 75.

Pertama turun dari angkot, saya cari tempat buat pipis. Aduh engga tahan banget. Saya cari sampe belakang tuh, engga nemu toilet. Maju dikit, ketemu tukang ojek, maju dikit lagi liat jablay pada mangkal (rada takut, takut pengen maksudnya.. haha), maju dikit lagi eeh, banci2 pada nongkrong (takut beneran.. hiii). Balik lagi aja ke depan, sambil nahan pipis, pesen bakso sebelahan sama pasangan homo!!.. argh.. piye jal? Cuek aja lah. Setelah akhirnya berhasi pipis di taman deket situ, jam 01.50an Kopaja 75 berangkat juga. Sampe kos Harmoko jam 02.30 langsung tidur!!

Hari Kedua, 11 Oktober 2009. Bangun jam 08.47, setelah sempet makan di warteg, kami menuju warnet buat cari info jadwal keberangkatan kereta. Warnet di sana aneh, kayak rental komputer biasa cuma terkoneksi internet. Mana sempit, yang main anak2 kecil semua. Selain cari jadwal kereta, lumayan bisa ngecek fesbuk hehe.. lagi-lagi saya terharu. Temen2 pada perhatian ngasih komentar di status saya.
Mas Ayat malah bikin status khusus tentang keberangkatan saya ke Jakarta.. huehehe.. pada nggosipin saya ya?.. hehe. Selesai urusan world wide web, balik ke kos, mandi-mandi sambil nyiapin kepulangan, nonton tipi, istirahat.

Kurang lebih setengah satu siang saya berangkat ke Stasiun Pasar Senen, dianter Harmoko yang mau ke rumah orang tuanya lagi karena ada yang ketinggalan. Naik Kopaja 20. Gila, penuh banget, brisik, panas, di oper Kopaja lain pula. Masih nyaman naik Minas lah pokoknya. Sampe Pasar Senen (di)beli(in) lagi tiket KA Matarmaja Jurusan Jawa Timur yang lewat Semarang, pas banget jam 2 mau berangkat! Engga nunggu lama, setelah berpamitan dan berterima kasih banyak sama Harmoko, langsung naik dan cari tempat duduk kosong.

Jam 2 tepat kereta berangkat dari Pasar Senen. Sama seperti waktu berangkat ke Jakarta dari Tawang, saya kembali merasakan sensasi besar saat kereta mulai berjalan menjauhi kerumunan orang di stasiun, palang pintu kereta api, pemukiman kumuh sepanjang sisi rel. Saatnya berkata "Sampai jumpa Jakarta, Terima Kasih."

Tidak seperti Tawang Jaya waktu saya berangkat, Matarmaja tidak begitu menyenangkan bagi saya. Walaupun akhirnya saya dapat tempat duduk favorit saya (pinggir jendela rules!), suasananya engga enak banget.

Barengan saya adalah, seorang ibu baik hati dari Kertosono, Jatim yang tidak henti-hentinya nawarin kue kaleng ke orang2 di depan dan sebelahnya. Kayaknya beliau sedih ninggalin dua anaknya yang kerja di Jakarta yang tadi nganter sampe kereta. Ada seorang mas juga dari Jatim yang berbody atletis, potongannya sih kayak tentara gitu dan engga beli tiket tapi "bayar" ke kondektur pengecek tiket.. cape deh. Trus ada pemuda Madiun kelahiran 1986 yang lugu, baik hati, tapi kayaknya mudah diperdaya. Sebelah saya seorang pekerja dibidang perkayuan dari Tegal yang tangannya abis ketembak paku kayu dan ngakunya belum makan sejak hari Rabu. Satu lagi yang naik di Bekasi, mahasiswa yang berasal dari Padang, mau ke Semarang, tampangnya wagu engga meyakinkan guyonannya engga lucu.

Maka, perjalanan beratpun dimulai. Namanya kereta ekonomi, engga boleh protes kalo panas, lambat, banyak pedagang bolak-balik, pengamen mulai dari yang suaranya bagus sampe yang banci yang tidak berusaha merubah suaranya dan orang-orang yang ngobrolin hal yang engga jelas, engga nyambung tapi diterusin. =.=' Tapi dinikmati aja, sambil inget lagunya Marjinal yang KA Ekonomi :p. Namanya KA ekonomi, harus ngalah sama yang express. Jadi deh bentar2 berhenti buat ngasih jalan, apalagi waktu udah masuk Jawa Tengah hampir tiap stasiun kecil berhenti. Panasnya itu lho engga kuat!

Perkiraan saya sampai di Semarang jam 9 malem tidak terlaksana, sampe di Semarang akhirnya jam 00.30. Setelah menghubungi tim penjemput *halah, akhirnya saya kembali sampai di
MAXjam 01.15 waktu Semarang. Selesai sudah perjalanan itu, kalau ada waktu dan alasan saya akan melakukannya lagi. Saya ingat bagaimana saya harus berada di sana sendirian. Ternyata Jakarta memang kejam, tidak sampai mengusir anak kandungnya dari rumah memang, tapi cukup menyebalkan sebagai orang tua dari sebuah negara. Keras tapi fleksibel. Ribet, banyak omong, tapi tidak secerewet ibu-ibu PKK kampung saya. Saya tidak telah menaklukannya memang, tapi kami sudah berkenalan, mungkin kelak kami akan jadi teman akrab. Tapi saat itu saya bahagia berada di MAX dengan 2 hari yang sudah saya lewati.

P.S. Kayaknya ceritanya engga serapi yang saya bayangin sebelum posting.. heuehe.. Oh iya, ntar liputan acaranya saya posting terpisah :D

Selasa, 06 Oktober 2009

I Put My Tomorrow On Your Unknown Identity And The Greatest View Of Tuesday Morning



I'm watching you watch over me, and I've got the greatest view from here.
I'm watching you watch over me, and I've got the greatest view from here.