Jumat, 26 Juni 2009

Stenciled Tee

Huah.. setelah bertahun-tahun memiliki keinginan untuk punya kaos stencilan pilox, akhirnya kali ini terlaksana juga. Setelah berkali-kali diracuni D.I.Y ethics yang banyak saya baca lewat zine-zine seperti For Tomorrow dan Jalur Bebas, rasanya ini adalah salah satu implementasi saya pada apa yang saya selalu pikirkan dan banggakan. Haha...

Tadinya saya mau beli kaos polos di pasar Johar sekalian berapa gitu buat bikin-bikin. Tapi kayaknya saya dikutuk, setidaknya sampai saat ini. Susah banget kayaknya cari kesempatan buat cari kaos, maklum banyak jadwal pemotretan :p. Eh sekalinya bisa tokonya dah tutup, bukannya gak ada toko lain, tapi saya taunya cuma toko itu aja. Itu aja buat nyari tokonya butuh berhari-hari (berlebihan) karena saya belum pernah kesana, cuma berdasar petunjuk orang-orang yang udah pernah tapi ngasih petunjuknya engga jelas atau saya yang engga mudeng ya entahlah.

Sebenarnya bikin stenciled tee ini kan proyek dua orang. Saya sama satu lagi tuh si Atenk. Tapi sama terbentur masalah kesibukan. Kalo saya sibuk beneran, kalo dia pura-pura sibuk. Maklum band-nya dia kan baru saja masuk major label dan abis ngadain tur 13 kota di luar Jawa :D (band apakah itu?) Haha... *nek tenanan yo aku gawe band fastcore juga mendingan.* Blum cari pylox-nya, bikin skets-nya, tulisannya apa... hufff.. batal terus.

Akhirnya oh akhirnya, tiba-tiba di suatu malam Atenk mengirimkan sebuah pesan singkat "Ker, gw dah punya pilox neh". Dan saya sudah sejak lama bikin skets, yang akhirnya bertuliskan "HARK! IT'S A CRAWLING TAR-TAR".. haha.. (buat yang belum tau, Hark! It's A Crawling Tar-Tar adalah salah satu band Hardcore Indonesia yang sangat menakjubkan). Tapi saya belum punya kaos, aah kelamaan nunggu dapet kaos polos, saya pake aja kaos dalem saya yang bentuknya kaos (huhhahha.. maksudnya kaos dalem yang tipis itu tapi bentuknya T-shirt bukan singlet yang keliataan keteknya itu). Engga papa deh, lagian ini kan percobaan pertama, kalo jelek apa gagal jadinya engga papa. Kalo langsung pake kaos baru, gagal kan repot juga.

Oke deh, besok malemnya saya terbang ke kos Atenk Keparat itu, sambil ditemani gorengan yang engga anget lagi dan engga enak juga, pake es teh dan Something About Lola di Winamp, di mulailah projek biadab itu. Croott.. crooot.. sreettt... sreetttt...

dan



Jengjeeennggg.... jadi juga stenciled tee pertama saya. Masih keliatan gak rapi gitu ya.. engga papa ah pertama ini. Yang penting D.I.Y.. huahaha (curang, menjadikan D.I.Y sebagai pembenaran).

Rasanya asik juga bikin stenciled tee begituan, puas aja. Besok bikin lagi aah.. tulisannya apa ya? Udah ada ide dikit sih. Model nama ben kayak "The Ataris", "No Use For A Name", "Jimmy Eat World" dkk biar keliatan anak muda. Atau model melawan seperti "Smash Capitalism", "G8 Kills", "Food Not Bombs" biar keliatan rebel-rebelan gitu haha.. Pengennya sih model bak truk jalur Pantura kayak "Jangan Di Nikahi Bila Segel Rusak", "Tua Di Jalan", "Enak Tapi Dosa", Papa Pulang Mama Basah" dan sebagainya biar mengundang kontroversi.. Haaha..

*Oh iya, terima kasih buat Ringo Jalur Bebas yang bersedia mampir dan nge-link balik blog saya. Walopun kata pengkultusan tidak kami kenal, tapi rasanya tetap saja saya merasa bangga dikunjungi editor dari salah satu zine ternama di negeri ini.. huahaha.. Bayangkan saja orang yang kau kagumi menyapamu. Rasanya seperti berhasil berkenalan dengan mahasiswi adik kelas yang sudah berbulan-bulan kau kagumi tapi engga berani kenalan.. hahaha.

Jumat, 19 Juni 2009

Six Degrees Of Separation

Wah, saya sedang kehabisan ide untuk membahas sesuatu. Jadi saya copas saja artikel lama saya yang dulu saya posting di blognya Maxalmina. Itu tentang salah satu teori sosial yaitu Six Degrees of Separation. Jadi begini ceritanya...

Six Degrees of Separation adalah sebuah teori yang mengatakan bahwa setiap manusia di bumi memiliki hubungan dengan siapapun manusia lainnya hanya terpisah sejauh 6 orang. Hal ini pertama kali dicetuskan oleh penulis cerpen Hungaria bernama Frigyes Karinthy di tahun 1929. Namun, psikolog sosial asal Universitas Harvard bernama Stanley Migram-lah yang berhasil yang membuktikan kebenaran premis ini di tahun 1967.

Jadi siapapun anda, memiliki hubungan dengan siapapun di dunia ini hanya sejauh 6 orang. Jika anda seorang mahasiswa biasa-biasa saja dari sebuah universitas biasa-biasa saja di sebuah kota yang biasa-biasa saja di Indonesia, pernahkah terpikir bahwa anda hanya terhubung dengan 6 orang terhadap misalnya orang-orang hebat dari negara yang katanya hebat, Amerika. Siapa aktor hollywood yang anda puja? Angelina Jolie? Maka anda hanya terpisahkan 6 orang dalam hubungan anda dengan Angelina Jolie. Mungkin kurang dari 6 orang.

Terdengar tidak masuk akal?

Mari kita coba dengan Dian Sastro dan Jodie Foster. Di dalam industri film, kita bisa berasumsi bahwa jika aktris A dan aktris B bermain dalam film yang sama, keduanya saling mengenal, kecuali figuran. Nah Dian Sastro bermain bersama Frans Tumbuan dalam Ada apa dengan Cinta, Frans Tumbuan bermain dengan Martin Kove di film Without Mercy, Martin Kove pernah bermain bersama Charles Napier di Extreme Honor, dan Charles Napier bermain bersama Jodie Foster dalam film Silence of the Lambs. Jadi pada jaringan bintang film dunia, jarak antara Dian Sastro dan Jodie Foster adalah empat dari rata-rata enam tadi, ini jarak yang sangat dekat jika dibanding dengan ratusan ribu bintang film yang ada di antara kedua negara asal aktris-aktris tersebut.

Anda mungkin akan berkata " Itu kan artis, ya iyalah."

Mari kita buktikan dengan saya, .. haha..

Antara saya dengan para anggota salah satu band favorit saya dari negara yang katanya hebat itu,MxPx dari Amerika Serikat.
Saya mengenal Vivid Wicaksono (personil Rajin Pangkal Pandai, Scream of Oi!, Dead Alley, dst). Vivid mengenal Eka Rock (Superman is Dead), dan tentu saja Eka Rock mengenal MxPx karena SID adalah band pembuka MxPx sewaktu mereka konser di Jakarta dan bahkan Eka Rock sempat bermain bass untuk MxPx pada lagu Chick Magnet.

Lihat, bahkan saya hanya membutuhkan 2 orang antara saya dan MxPx.


Apakah contoh yang saya berikan kurang memuaskan? Mungkin bagi anda MxPx kurang terkenal. Haha.. Beri komentar jika contoh ini kurang memuaskan.

Teori ini pula yang sebenarnya mendasari lahirnya situs-situs jejaring sosial seperti Friendster, dan Facebook. Kita sendiri sering dalam obrolan sehari menemukan bahwa ternyata teman kita adalah teman dari teman kita yang lain, dari teman baru kita, dari sepupu kita, dari temannya ketua RT tempat kita tinggal, dari anak dosen kita, dan sebagainya. Dan akhirnya kita berkata "Dunia itu sempit ya?"

Maka, apakah anda percaya dengan teori ini?