Awalnya dalam komen2an di sebuah status FB,
Vivid bilang "NUFAN sama The Ataris mau ke Indonesia". Kalo NUFAN udah tau, udah lama itu beritanya. Tapi The Ataris? saya engga yakin tadinya, trus saya cek di
halaman myspace-nya ternyata bener. Tanggal 10 Oktober 2009 di Indonesia. Whoaaa.. beneran nih? Langsung saya putuskan, saya akan menontonnya. Hehe..
Tadinya agak ragu juga, soalnya The Ataris datang ke Jakarta tidak dalam rangka tur-nya sendiri, tapi sebagai bintang tamu Final Regional Jakarta
LA Lights Indiefest 2009. Dari rundown acara saya tau kalo mereka cuma main 40 menit yang kemungkinannya cuma sedikit lagu yang akan dibawakan. Tapi persetan! mereka datang! The Ataris bung, band dari
Karangawen, Semarang Indiana, USA itu! Band favorit saya, yang lagu2nya banyak menginspirasi karena terrelasikan dengan kehidupan saya *halah berlebihan* akhirnya datang dan perform di Indonesia! Tidak ada alasan untuk melewatkannya :D
Singkat kata, tanggal 10 Oktober 2009 lalu jadi juga saya nonton acara itu. Saya sampe di JCC sekitar pukul 14.40. Belum rame banget lah, baru anak2 SMP-SMA pada ngumpul2 di depan venue. Saya yakin mereka fansnya PWG yang disebut porkydorks. =.=' inget temen2 saya di Unnes, Vid, Tenk?.. haha.. biasalah, anak2 muda, dateng rame-rame, bergerombol, dandanannya itu lho dek, kagak nguatin.. hahaha.. Lha saya sendirian ya, bingung mau ngapain, sambil nunggu waktu yang tepat buat nuker tiket yang udah saya pesen onlen sebelumnya, istirahat dulu aja duduk di depan venue. Menggemaskan, sendirian dan berkeringat.
Saya sendiri baru masuk setelah magrib. Tujuan saya memang The Ataris. Ya, sama Lenka itung2 sebagai bonus :p. Kalo acara LA Lights Indiefest-nya sendiri sama sekali engga tertarik. Bingung aja, independent kok disponsori? Korporat besar pula, dikompetisikan pula? Terlalu banyak distorsi di sini *soktau mode : on*
Waktu saya masuk, venue masih sepi banget, kira-kira baru sepertiga ruangan yang terisi. Band yang lagi perform adalah
The Banery, the beatles wannabe bercirikan dasi kupu-kupu yang merupakan salah satu bintang tamu. Membawakan lagu2nya seperti "Cemburuisme", "Karena Dia", dan "Imagine"-nya John Lennon yang katanya dipersembahkan buat korban gempa Sumatera kemaren (kalo kata saya sih kurang pas liriknya) tapi cukup bikin saya merinding. Secara kualitas The Banery bagus lah. Saya
cuma heran, kenapa di salah satu lagu yang saya lupa judulnya, mereka harus memanggil dua dancer (satu cewe cakep rada indo, satu cowo agak gendut) yang joget2 engga jelas sepanjang lagu tepat di bibir panggung. Rasanya jadi bukan musiknya yang ditawarkan, tapi engga tau lah, ntar salah komen.
Setelah The Banery ada
Morning Blue bintang tamu beraliran alternative rock yang cukup sukses membawakan "Viva La Vida"-nya Coldplay walaupun ada beberapa nada yang meleset. Mereka juga membawakan lagu-lagu mereka sendiri seperti "I Don't Care Anyway" dan (lagi-lagi) lagu persembahan buat korban gempa yang berjudul "Benar-Benar Menghilang. Semoga issue gempa ini bukan sekadar euforia saja, semoga mereka benar-benar tulus mempersembahkan lagu-lagu itu.
Jeda acara diisi kuis oleh dua MC acara, sama pemutaran slideshow2 footage promo acara yang bikin ketawa. Gimana engga, tuh di layar ceritanya ada orang buka case gitar, trus ngamen, trus orang2 pada ngelempar recehan ke case gitarnya, sampe ada orang yang ngelempar buku yang ada tulisannya "Music For Sale" tapi "Sale"-nya di coret diganti "Soul" jadinya kira2 gini "Music for
Sale Soul". Whahaha.. gimana engga ketawa, lha emangnya ini acara apa engga lagi jualan? Udah gitu jualannya pake bawa2 term "indie" pula, cape deh..
Setelah jeda itu, bintang tamu yang main selanjutnya adalah
Raygun. Band rock dari Inggris ini tadinya engga saya perhatikan sama sekali, tapi setelah liat performance-nya saya malah jadi tertarik. Musiknya lumayanlah. Saya memperhatikan beberapa hal pas mereka manggung. Ray, sang vokalis cukup atraktif, yaaa... mendekati Giring Nidji lah :P, dia juga cukup komunikatif dengan penonton sampe bela-belain belajar kalimat "Suaranya manaaa?" huehehe.. Yang juga menarik perhatian saya gitarisnya tuh. Gendut, kriting, brewokan, bajunya pink =.=' tapi main gitarnya keren dan lumayan atraktif juga, muter2 engga jelas. Raygun membawakan lagu2 seperti "Just Because", "Waiting In Line" yang membuat saya tersenyum, "Lord Forgive Me", "In The City", dan ditutup dengan "See You Later".
Setelah Raygun, jeda lagi untuk ngasih penghargaan buat para finalis kompetisi. Entah saya tidak mengerti dan tertarik. saya memilih untuk keluar sebentar untuk menunaikan ibadah wajib membuang air kecil. Udah kebelet banget bos!! Daripada jebol pas Lenka perform, kan gawat :p.
Air sisa udah dibuang, balik lagi ke dalem, ternyata penampil selanjutnya adalah band-band
guilty pleasure saya. Mari kita sambit
Rocket Rockers dan
Pee Wee Gaskins!! Booo.. whahaha.. pas PWG banyak yang nge-boo-in band muda yang sampai punya grup anti sendiri (APWG) ini. Performance mereka dikonsep sebagai "battle bands", tiap dua lagu ganti band. Jadi inget
maenan Rock Legends di FB :p. Rocket Rockers mah dasar udah bagus ya engga usah saya komen dulu ah. PWGnya itu sasaran empuk buat komen.. hehe.. band yang banyak dihujat ini kayaknya dicuekin penonton -kecuali para dork itu pastinya. Sempet gitar bermasalah dansound kurang bener, mereka pede aja bawain "Tentukan Akhir Yang Terbaik", "Welcoming The Sophomore", "Di Balik Hari Esok" dan lainnya.
Hal yang mendapat perhatian saya adalah PWG (dan RR) mengkolaborasikan penampilan mereka dengan cheerleader yang disebut Rocks and Dorks Cheers! "Apaan lagi nih?" kata saya dalam hati. Ya, terserah mereka sih, tapi saya kok tidak melihat relevansi antara aliran musik yang mereka bawakan dengan goyangan ala pemudi-pemudi SMA. Kecuali target pasar mereka yang anak2 SMP-SMA dan musik mereka yang ringan, ini sungguh tidak pas menurut saya. Bagi saya engga nyaman aja. Jadi inget lagunya SID yang "Punk Hari Ini" (baca liriknya deh.. hehe). Masih mending kalo bawa cheers aja, ini merekanya sendiri (personil RR dan PWG) ikutan nge-cheers juga! Seterahlah. Ntar salah komen lagi :P. Usaha bagus ditunjukkan waktu mereka kolaborasi bawain lagunya Queen yang "We Will Rock You" sambil nyampein ajakan perdamaian dan bersatu dalam musik. Wagu sih, tapi setuju ajalah. Kita boleh engga suka sama band tertentu, tapi dibikin nyante ajalah, kecuali kamu Bonehead fasis bercula satu.
Skip them, (skip kok panjang banget ceritanya?)
Abis RR,PWG dan (lagi2) kuis2, saatnya si cantik menggemaskan
Lenka! Penonton cewe pada merangsek ke depan, saya mah stay di tengah aja sambil konsen nunggu The Ataris. Lenka bermain bagus, dengan lagunya yang asoy kayak "Trouble Is A Friend", "We Will Not Grow Old", "Dangerous And Sweet" yang (juga) membuat saya tersenyum (saya banget sih :P), "The Show" yang ajang sing along, dan lainnya yang saya engga apal.. hehe. Lenka sempet memperkenalkan band-nya dan menyapa penonton dengan ramah, Band-nya juga bermain sangat baik, berkali2 mereka berganti instrumen. Ternyata Lenka pinter main keyboard dan salah satu jenis trompet (namanya apa ya?). Keren banget Lenka! maksimal. Lenka usai.
Tunggu saya belum mau cerita The Atarisnya. Saya sempet ngeliat sekitar saya. Ternyata venue udah penuh!! emang penonton kebanyakan fansnya The Ataris. Seneng aja liat banyak orang dengan kegemaran yang sama ngumpul. Saya perhatikan penonton yang pada nunggu The Ataris itu udah pada dewasa (kira-kira 20-40 tahunan) engga remaja lagi kayak penggemar band-band sebelumnya.. hahaha. Selain itu, dandanannya juga sederhana, engga mencolok kayak partydorks dan kawan2 itu..hehehe.. Seneng rasanya venue yang penuh semua nungguin The Ataris. Rasa bosan dan jenuh kayak siangnya pas baru dateng tadi langsung ilang. Dalam hati saya berkata buat partydorks "Pulanglah nak, kerjakan PR-mu, cuci kaki, tidur. Ini waktu kami." Hahahahahahahahaha...
Begitu Lenka dan bandnya menghilang dibalik layar, tidak lama di panggung sebelah muncul
Kris Roe sang vokalis sekaligus satu2nya personil asli
The Ataris. Dia ngeset gitarnya sendiri!! Ini The Ataris ternyata engga bawa kru sendiri dari rumah. Efeknya, sound gitarnya Kris Roe jadi kurang mangstrabs, sound antar instrumen kedengarannya gak balance, beberapa kali trouble masalah sound (Kris Roe sampe tereak2 pake mikropon minta bantuan kru panggung). Selain itu lightingnya juga payah, sepanjang The Ataris maen, bisa dibilang engga ada lighting yang memadai. Gelap.
Emang The Ataris engga bawa kru, tapi kok bisa2nya pihak panitia engga nyiapin kru bantuan sama sekali? Masalah ini banyak diprotes penonton nih. Banyak yang bilang kecewa pas The Ataris main, selain masalah itu, salah satu gitarisnya yaitu Chris Swinney engga dateng. Jadi The Ataris cuma main bertiga. Udah pokoknya kayak main di Unnes Bersatu aja lah.. Tapi salut sama Kris Roe yang mau ngeset alat sendiri, pas jeda lagu masih sempet nyetem gitar segala, pas selesai main juga gulung-gulung kabel sendiri! Sederhana banget deh.. salut salut!!
Okelah mungkin bagian sound dan lighting kurang maksimal dan bikin acara jadi antiklimaks. Tapi buat saya, persetan, ini The Ataris bung! band yang lagu2nya selalu saya puter di komputer warnet tempat saya kerja tanpa peduli klien pusing atau ikut menikmati, band yang lirik2nya saya kagumi karena cerdas, kreatif, gombal, menye-menye, gahar, lucu jadi satu, band yang punya mp3 bajakannya nyaris lengkap dari semua album bahkan sampe lagu2
B-Sides mereka! ini The Ataris bung! cihuy!!
Kris Roe baru ngeset alat aja tuh penonton dah pada histeris. Sambil nunggu selese, di layar besar diputerin video klip "In This Diary", yang langsung disambut penonton dengan sing along. Mungkin Kris Roe terharu sambil berkata dalam hati "Buset, fans2 gua banyak juga ya.. pada apal lagi.. tau gitu gua kesini dari dulu.. aah mana kagak bawa kru lagi..". Mungkin lho tapi. Setelah video klip selesai, pas band udah siap semua. Pesta dimulai!!
Lagu pertama yang dibawain adalah
"So Long, Astoria" dari album berjudul sama. Engga usah diceritain pasti pada nebak bakalan ikutan nyanyi semua. Pokoknya sepanjang show, penonton terus nyanyi bareng. Seru. Lagu kedua itu lagu yang sering banget dibawain The Ataris kalo lagi manggung
"Unopened Letter To The World" saya engga begitu sering nyetel lagu ini, jadi engga apal. Haha.. diem aja deh, sambil ngambil beberapa foto yang hasilnya jelek. Perpaduan antara engga bisa ngeset kamera pinjeman, amatir, dan lighting panggung yang buruk. :p
fotonya ngeblur, tapi sumpah yang megang gitar itu Kris Roe, buka MoldyLagu selanjutnya
"1*15*96", lagu itu judulnya adalah tanggal lahir Starla, putri Kris Roe. Lagu keempat, Kris Roe minta penonton untuk bernyanyi keras-keras, karena ini adalah
"In This Diary"! Sontak, semua orang berteriak, sing along dan moshing tidak terhindarkan. Kondisinya hampir sama di setiap lagu. Saya mah ikut nyanyi aja di tengah. Saya sempet ambil video pas lagu
"Summer Wind Was Always Our Song". Videonya bisa dilihat
di sini :D. The Ataris bawain 11 lagu, setiap akhir lagu Kris Roe selalu bilang terima kasih pada crowd. Lagu favorit saya saat ini
"I Won't
Spend Another Night Alone" dibawain yang versi album So Long, Astoria. Mereka juga sempet bawain lagu baru yang kayaknya judulnya "Surrender", juga lagu kebangsaan fans yaitu
"San Dimas High School Football Rules!". Di lagu San Dimas, pada lirik
"..Whitney, don't you understand that what I say is true? I just want you to know I have a major crush on you. I'd drive you to Las Vegas and do the things you wanna do I'd even have Wayne Newton dedicate a song to you...", Kris Roe mengganti Las Vegas menjadi Jakarta, dan saya mengganti Whitney dengan nama seseorang. :P Saya tersenyum dan berharap saya tidak sendirian saat itu.
Hahaha.. Ok. skip that shit, kids. Lagu kesukaan
bos saya,
"Takeoffs And Landings" juga dimainkan. Setlist The Ataris malam itu adalah :
1. So Long, Astoria
2. Unopened Letter To The World
3. 1*15*96
4. In This Diary
5. Summer Wind Was Always Our Song
6. I Won't Spend Another Night Alone
7. Boys Of Summer
8. Lagu baru yang kayaknya judulnya "Surrender"
9. San Dimas Highschool Football Rules!
10. Takeoffs And Landings
11. Your Boyfriend Sucks
Jam 23.59 The Ataris menutup pertunjukkan dengan "Your Boyfriend Sucks", sebelumnya Kris Roe bilang ini lagu terakhir. Kontan para penonton tereak "no!!" sambil goyang2in tangan kayak Kris Roe mudeng aja.. :P. Kris Roe bilang "Ini terakhir. Kami akan kembali tahun depan saat album baru kami udah rilis". Baru penonton pasrah deh. Pas selesai, tetep aja penonton coba minta encore, tapi si abang Kris malah nggulung2 kabel itu tadi sih. The Show Is Over.
Yah, kurang puas dari sound, lighting dan jumlah lagu yang dimainkan. Tapi puas banget karena udah nonton The Ataris. Tinggal nunggu janji mereka untuk dateng lagi tahun depan. Kalo mereka jadi datang, saya justru merasa beruntung. Soalnya mereka tahun depan akan membawakan lagu2 dari album baru mereka yang akan rilis Januari 2010. Sedangkan The Ataris dikenal di Indonesia dengan lagu-lagu lama mereka yang udah ngena banget di hati penggemarnya kayak "San Dimas", "So Long, Astoria" dan lainnya.
Makanya saya tetep puas banget bisa nonton The Ataris malam itu. Jika mereka jadi datang lagi dan saya punya kesempatan, saya akan nonton lagi.
Thanks for coming The Ataris :)